Terjemahan

Tuesday, November 12, 2013

RUMAH KEDELAI GROBOGAN DIDUKUNG PEMPROV




GROBOGAN - Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mendukung rencana Pemerintah Kabupaten Grobogan mendirikan Rumah Kedelai. Dengan catatan, Rumah Kedelai Grobogan (RKG) benar-benar bisa membuat varietas kedelai unggulan.
Hal itu dikatakan Ganjar usai penanaman perdana kedelai masa tanam tahap pertama di Desa Tuko Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan, Sabtu (26/10). Hadir Bupati Grobogan Bambang Pudjiono, Ketua DPRD Grobogan Sri Sumarni dan pejabat dinas terkait. Varietas unggulan RKG, lanjutnya, harus memperoleh dukungan dari masyarakat.
Caranya, setiap petani kedelai menggunakan bibit tersebut. ’’Saya sangat setuju. Tak dukung. Jika tahapan bisa di-linkkan dengan Grobogan Seeds Center, maka akan betul-betul memecahkan masalah (kedelai).
Ini akan menjadi program yang bagus,’’terang Gubernur. Apalagi ke depan Jateng membutuhkan benih kedelai yang jumlahnya sangat banyak, sehingga Gubernur berharap Jateng akan memiliki 20 ribu hektare lahan kedelai. Sementara saat ini baru tersedia sekitar 8.800 hektare.
Pemprov kini tengah mencari lahan-lahan baru di 16 wilayah. Akan dilakukan optimalisasi lahan tidur di Grobogan, Wonogiri, Demak, Kebumen, Brebes, Blora, Rembang, Klaten, Cilacap, Banyumas, Sukoharjo, Boyolali, Sragen, Kendal, Pati, dan Purworejo.
Miniatur Sistem Pembibitan
Bupati Grobogan Bambang Pudjiono melalui Kadinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Grobogan Edhie Sudaryanto mengatakan, RKG yang akan dibangun merupakan miniatur sistem pembibitan, penanaman dan pengolahan hasil kedelai. Ke depan juga akan dikembangkan pembuatan tempe higienis.
’’Untuk mewujudkannya, kami menggandeng peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Rencana pembangunannya akan dimulai tahun depan dan dana berasal dari sharingAPBD,’’ kata Edhie. Pembanguan RKG diharapkan mampu meningkatkan produksi kedelai di Jateng. Pada 2012, Grobogan menjadi produsen kedelai dengan menyokong kebutuhan sebesar 43,15 persen atau sekitar 65.114 ton di wilayah Jateng.
Salah satu pendukungnya adalah penggunaan produk hayati berupa bakteri rhizobium yang berguna meningkatkan jumlah bintil akar pada saat awal penanaman. ’’Bakteri rhizobium bersimbiosis dalam akar menyumbang nitrogen hasil fiksasi 145 sampai 260 Kg urea per hektare per tahunnya. Teknologi ini ramah lingkungan,’’ kata Jazim Hamidy, dari PT Greenland Agrotech Industries yang mendukung pengembangan kedelai. (H81-79)