Terjemahan

Sunday, January 31, 2016

SATU HEKTARE CAPAI TIGA TON KEDELAI


Panen Raya perdana kedelai di Dusun Gangin, Desa Jetaksari, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah (25 Januari 2016). (RL/SF)


PULOKULON - Hasil panen kedelai di Desa Jetaksari, Kecamatan Pulokulon, tahun ini berhasil. Hasilnya satu hektare mencapai tiga ton. Keberhasilan ini karena kelompok Berkah Tani ulet dan tekun menanam kedelai varietas Grobogan.

Sekretaris kelompok Berkah Tani Rois mengatakan, hasil panen perdana menjadikan penghasilan petani sekitar naik. "Ini berkat petani rajin ikut penyuluhan," ujarnya disela-sela panen kedelai kemarin.

Kelompok tani yang memiliki 146 anggota ini memakai produk Greenland Agrotech Industries. Lahan yang digunakan kelompok yang terbentuk 25 Agustus 2008 lalu ini mencapai 46 hektare. Hasil pertanian yang dicapai kelompok tani ini menjadikan juara satu nasional di 2014 lalu.

Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura (Dipertan-TPH) Zulfa Kamal mengatakan, produksi kedelai di 2015 mencapai 50 ribu ton. Kedelai varietas Grobogan juga membantu pasokan Jawa Tengah sekitar 38,31 persen. Hasil itu dari lahan sekitar 20 ribu hektare.

"Produktivitas kedelai Grobogan juga menyumbang lima persen produksi nasional dengan varietas kedelai Grobogan. Untuk itu, petani kedelai jangan khawatir karena harga kedelai akan dinaikan Kementerian Pertanian Rp 8.500," kata Zulfa Kamal.

Sementara itu, General Manager PT Greenland Agrotech Industries Beni Irawan mengatakan, pendampingan dan penggunakan produk untuk menunjang peningkatkan produksi kedelai varietas Grobogan terus dilakukan. Salah satunya penggunaan pola tanam 35 x 15 yang bisa menghasilkan produksi tiga ton setiap hektare.

"Harapannya dengan penggunaan Greenland bisa menggunakan program teknologi ramah lingkungan. Tentunya bisa menghasilkan produksi 3,024 ton per hektare dan meningkatkan perekonomian petani," terang Beni. (mun/ris)         




Sumber: Surat Kabar Harian Jawa Pos RADAR KUDUS tgl 25 Januari 2016

Wednesday, January 20, 2016

PENGADAAN ALAT MESIN PERTANIAN, FOKUS KEMENTAN DI 2016


Tahun ini fokus pada alat-alat pertanian untuk genjot produktivitas.
Petani memanen padi yang roboh karena angin kencang saat hujan di Jabungan, Banyumanik, Semarang, Jawa Tengah, Senin (4/1/2016). (ANTARA/Aditya Pradana Putra)
 
Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) punya beberapa program strategis pada tahun ini. Salah satunya adalah pengadaan alat mesin pertanian (alsintan) untuk para petani.

Hal ini bertujuan untuk menggenjot produksi komoditas pangan strategis berupa tujuh komoditas pangan strategis, seperti padi, jagung, dan kedelai.

"Pada 2016, nanti yang menjadi fokus adalah alsintan. Kami upayakan bisa 100 ribu unit tahun ini, (lebih banyak) 2500 persen daripada 2014 dan lebih banyak daripada alsintan tahun 2015 yang sebanyak 8.000 unit," kata Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman, di Jakarta, Senin 4 Januari 2016.

Amran mengatakan bahwa pada tahun ini, kementerian ini juga akan mencetak lahan sawah baru sebesar 200,6 ribu hektare dan membangun embung, dam parit, long storage, sumur dangkal, dan sumber-sumber air lainnya sebanyak 3.500 unit.  "Ada dam, lumbung yang kami anggarkan Rp400 miliar," kata dia.

Kemudian, Kementan juga akan memasok sapi indukan. Mereka menganggarkan dana sebesar Rp1,5 triliun untuk memasok sapi indukan sebanyak 50.000 ribu ekor.

"Kami juga akan mengimpor sapi indukan. Kami juga akan membagikan benih jagung, padi, kepada masyarakat," kata Amran.

Kementan mengadakan kontrak pengadaan barang dan jasa sebanyak Rp34,65 triliun rupiah pada 2016. Kontrak ini terdiri atas pengadaan pupuk senilai Rp30,06 triliun dan pengadaan di luar pupuk senilai Rp4,6 triliun.




Thursday, January 14, 2016

SWASEMBADA KEDELAI, INDONESIA BUTUH 2 TAHUN LAGI


Swasembada Kedelai, Indonesia Butuh 2 Tahun Lagi
Ilustrasi kedelai. ANTARA/Rivan Awal Lingga

Jakarta - Kementerian Pertanian menargetkan Indonesia bisa swasembada kedelai pada 2018 dengan penyaluran bantuan benih dan sarana produksi kepada petani.

"Kami optimistis target swasembada kedelai bisa terealisasi melalui dukungan bantuan kepada petani," kata Direktur Pengembangan Usaha dan Investasi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (PPHP) Kementerian Pertanian Jamil Musanif, di Lebak, Jumat 8 Januari 2016.

Selama ini, produksi komoditas kedelai tahun ke tahun meningkat melalui intervensi pemerintah untuk membantu dukungan bantuan kepada petani. Saat ini, produksi kedelai untuk kebutuhan dalam negeri masih dipasok dari Amerika Serikat.

Karena itu, pemerintah mendorong agar petani mampu mengembangkan tanaman kedelai guna memenuhi kebutuhan pasar domestik. "Kita yakin produksi kedelai bisa berswasembada karena didukung lahan begitu luas," ujarnya.

Ia mengatakan, saat ini pemerintah menargetkan produksi kedelai sebanyak 1,5 juta ton per tahun dan petani harus mampu meningkatkan produktivitas pertaniannya. 

Untuk mencapai produktivitas tersebut petani dituntut menerapkan teknologi serta penggunaan pupuk berimbang. Selain itu juga menggunakan varietas benih unggul sehingga menghasilkan produksi yang berkualitas. "Kami minta petani meningkatkan produksi dan produktivitas, juga menambah lahan untuk mengembangkan kedelai," ujarnya.

Menurut dia, saat ini sumber daya manusia (SDM) petani kedelai sudah menguasai penggunaan teknologi untuk mendongkrak produktivitas pangan.  Namun, kendala di lapangan terjadi penyempitan lahan pertanian karena terjadi beralih fungsi.


Karena itu, pemerintah akan melakukan pendataan luas lahan baku secara akurat sehingga bisa terselamatkan lahan untuk ditanami tanaman pangan.  "Kami minta pemerintah daerah juga dapat mencegah beralih fungsi lahan itu melalui peraturan daerah (perda)," katanya.

Ia menyebutkan, saat ini produktivitas kedelai rata-rata nasional 1,3 ton per hektar, sehingga diharapkan 2018 bisa berswasembada kedelai, dan terus diupakan lebih tinggi melalui menerapkan teknologi budidaya komoditi tersebut.

Kepala Seksi Produksi dan Palawija Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Lebak Irwan Riyadi menjelaskan pemerintah telah membantu kelompok tani di 17 kecamatan dengan luas areal 1.500 hektare. Bantuan ini, guna mendongkrak produksi kedelai dan bisa memenuhi pasar lokal.

Ia mendorong petani agar mengembangkan budidaya kedelai agar bisa memenuhi pasar lokal karena saat ini permintaan kedelai untuk bahan baku tahu dan tempe cukup tinggi, sehingga peluang itu bisa dijadikan sumber pendapatan ekonomi petani. "Kami prihatin jika petani itu tidak mampu memenuhi permintaan pasar, padahal lahan di Lebak begitu luas," katanya.