Terjemahan

Tuesday, November 12, 2013

RUMAH KEDELAI GROBOGAN DIDUKUNG PEMPROV




GROBOGAN - Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mendukung rencana Pemerintah Kabupaten Grobogan mendirikan Rumah Kedelai. Dengan catatan, Rumah Kedelai Grobogan (RKG) benar-benar bisa membuat varietas kedelai unggulan.
Hal itu dikatakan Ganjar usai penanaman perdana kedelai masa tanam tahap pertama di Desa Tuko Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan, Sabtu (26/10). Hadir Bupati Grobogan Bambang Pudjiono, Ketua DPRD Grobogan Sri Sumarni dan pejabat dinas terkait. Varietas unggulan RKG, lanjutnya, harus memperoleh dukungan dari masyarakat.
Caranya, setiap petani kedelai menggunakan bibit tersebut. ’’Saya sangat setuju. Tak dukung. Jika tahapan bisa di-linkkan dengan Grobogan Seeds Center, maka akan betul-betul memecahkan masalah (kedelai).
Ini akan menjadi program yang bagus,’’terang Gubernur. Apalagi ke depan Jateng membutuhkan benih kedelai yang jumlahnya sangat banyak, sehingga Gubernur berharap Jateng akan memiliki 20 ribu hektare lahan kedelai. Sementara saat ini baru tersedia sekitar 8.800 hektare.
Pemprov kini tengah mencari lahan-lahan baru di 16 wilayah. Akan dilakukan optimalisasi lahan tidur di Grobogan, Wonogiri, Demak, Kebumen, Brebes, Blora, Rembang, Klaten, Cilacap, Banyumas, Sukoharjo, Boyolali, Sragen, Kendal, Pati, dan Purworejo.
Miniatur Sistem Pembibitan
Bupati Grobogan Bambang Pudjiono melalui Kadinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Grobogan Edhie Sudaryanto mengatakan, RKG yang akan dibangun merupakan miniatur sistem pembibitan, penanaman dan pengolahan hasil kedelai. Ke depan juga akan dikembangkan pembuatan tempe higienis.
’’Untuk mewujudkannya, kami menggandeng peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Rencana pembangunannya akan dimulai tahun depan dan dana berasal dari sharingAPBD,’’ kata Edhie. Pembanguan RKG diharapkan mampu meningkatkan produksi kedelai di Jateng. Pada 2012, Grobogan menjadi produsen kedelai dengan menyokong kebutuhan sebesar 43,15 persen atau sekitar 65.114 ton di wilayah Jateng.
Salah satu pendukungnya adalah penggunaan produk hayati berupa bakteri rhizobium yang berguna meningkatkan jumlah bintil akar pada saat awal penanaman. ’’Bakteri rhizobium bersimbiosis dalam akar menyumbang nitrogen hasil fiksasi 145 sampai 260 Kg urea per hektare per tahunnya. Teknologi ini ramah lingkungan,’’ kata Jazim Hamidy, dari PT Greenland Agrotech Industries yang mendukung pengembangan kedelai. (H81-79)

Thursday, July 11, 2013

MENTERI PERTANIAN KLAIM STOK PANGAN CUKUP

TEMPO.COJakarta - Menteri Pertanian Suswono mengklaim pasokan bahan baku hingga saat ini dalam keadaan aman. Dia meminta agar masyarakat tidak perlu panik dengan kenaikan harga yang terjadi saat ini. "Jika panik, akan membuat harga semakin naik," kata Suswono setelah rapat koordinasi di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Rabu, 10 Juli 2013.

Ilustrasi telur. Tempo/Subekti


Suswono mengatakan, kenaikan harga pada beberapa komoditas, seperti daging ayam dan telur, merupakan siklus bulanan, tapi kenaikan saat ini sudah tidak wajar. "Nanti harganya akan menurun pada pekan ketiga dan akan jatuh setelah Lebaran," katanya.

Hari ini, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menggelar rapat koordinasi terkait pasokan pangan menjelang hari raya keagamaan. Menurut Hatta, pada awal bulan puasa ini telah terjadi kenaikan harga yang signifikan untuk lima komoditas, yaitu cabai rawit, bawang merah, daging ayam ras, telur, dan daging sapi.

Kenaikan paling tinggi terjadi pada cabai rawit dan bawang merah, dengan kenaikan di atas 50 persen. Hatta mengatakan pemerintah akan berusaha menurunkan harga, yaitu dengan membuka keran impor. "Itu langkah untuk stabilkan harga karena, seperti bawang merah, pada Agustus panennya mundur," katanya.

Untuk cabai rawit, Hatta mengatakan suplai berkurang akibat faktor cuaca. Sedangkan komoditas lain, seperti beras, stok dan suplainya tetap aman. "Bahkan beras berlebih," katanya.

ANGGA SUKMA WIJAYA


Sumber : http://www.tempo.co/read/news/2013/07/10/173495144/Menteri-Pertanian-Klaim-Stok-Pangan-Cukup

Monday, June 24, 2013

Indonesia Usulkan Perlindungan Nelayan dan Petambak Kecil


Ilustrasi                                          KOMPAS/HERU SRI KUMORO


JAKARTA, KOMPAS.com -Usulan Indonesia terkait perlindungan terhadap nelayan perikanan tangkap dan petambak skala kecil, meraih dukungan internasional dalam Pertemuan Konsultasi Teknis Internasional terkait Petunjuk Perlindungan Usaha Perikanan Skala Kecil, di Roma.
Hal itu dikemukakan perwakilan delegasi RI, Riza Damanik, saat dihubungi dari Jakarta, Selasa (21/5/2013).
Pertemuan konsultasi teknis yang berlangsung 20-24 Mei 2013, dihadiri sekitar 70 negara anggota organisasi pangan dunia (FAO) dan 35 organisasi nelayan dan lembaga swadaya masyarakat dari berbagai negara.
"Usulan Indonesia terkait perlindungan nelayan dan petambak kecil, mendapat dukungan dari hampir seluruh negara anggota FAO grup. Usulan ini akan dimasukkan dalam rekomendasi untuk dibahas dalam rapat COFI (Komisi Perikanan) pada sidang bulan Juni 2014," ujar Riza, yang juga Direktur Eksekutif Indonesia for Global Justice (IGJ).
Selain usulan tersebut, ujar Riza, Indonesia juga berhasil memasukkan institusi adat dan institusi tradisional sebagai lembaga yang diakui internasional.
Ia menambahkan, ada enam isu utama yang digulirkan pemerintah Indonesia dalam pertemuan itu, yakni perlindungan nelayan dengan ekonomi subsisten. Kedua, menjamin terpenuhinya hak atas pangan perikanan. Dengan demikian, perikanan nasional diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi domestik.
Ketiga, perlindungan terhadap hak masyarakat adat. Keempat, pemberdayaan perempuan nelayan. Kelima, peningkatan kapasitas terhadap nelayan dan pekerja perikanan.
Selain itu, kerja sama seluruh pemangku kepentingan dalam memaksimalkan perlindungan nelayan, termasuk mendorong pembentukan koperasi nelayan sebagai institusi ekonomi kerakyatan.
Menurut Riza, disetujuinya instrumen tersebut penting ditengah lambatnya kinerja pemerintah Indonesia dalam melindungi nelayan tradisional.
Editor : Agus Mulyadi

Friday, February 1, 2013

Menteri Pertanian: Ada Importir Daging Bermasalah

Menteri Pertanian Indonesia Ir. H. Suswono, MMA. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.COJakarta - Menteri Pertanian Suswono menyatakan pernah ada perusahaan importir daging yang dimasukkan daftar hitam importir, namun kini telah boleh melakukan aktivitas impor. Hanya saja, ia menolak menjelaskan identitas perusahaan importir tersebut. 

"Saya tidak tahu persis Indoguna atau bukan, tapi waktu itu memang pernah ada kasus," kata Suswono saat ditemui di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Kamis, 31 Januari 2013. 

Suswono menjelaskan, saat itu impor daging sapi masuk pada bulan Januari 2011. Namun, karena tidak ada surat persetujuan pemasukan (SPP), daging yang telah masuk terpaksa harus dire-ekspor. "Tapi kemudian mereka melakukan gugatan ke PTUN, yang pada akhirnya dicabut karena mereka menyadari kesalahannya," ujar Suswono. 

Politikus Partai Keadilan Sejahtera ini mengatakan telah meminta pertimbangan kepada pihak Inspektorat Jenderal untuk memberikan izin mengimpor lagi. "Dengan surat pernyataan tak akan mengulang kesalahannya, perusahaan diberi izin untuk mengimpor lagi," kata dia.

KPK menangkap AF (Ahmad Fathanah) di Hotel Le Meridien kemarin. Saat penangkapan, ditemukan uang Rp 1 miliar yang diduga dari JE (diduga Juard Effendi) dan AAE (Arya Abdi Effendy), dua pengusaha PT IU (diduga Indoguna Utama), diduga terkait dengan penganggaran impor daging sapi di Kementerian Pertanian. 

Dari hasil pemeriksaan, KPK menemukan hubungan khusus antara Ahmad Fathanah dan Presiden PKS Lutfi Hasan Ishaaq. Fathanah disebut-sebut merupakan pengelola keuangan presiden PKS tersebut. Sebelumnya, KPK telah menetapkan Luthfi sebagai tersangka suap kasus impor daging sapi.

Sebagai importir daging sapi, PT Indoguna Utama pernah lalai dalam melakukan proses impor. Pada 14 Maret 2011, Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian mengeluarkan daftar hitam perusahaan pengimpor daging sapi. 

Daftar hitam tersebut dirilis setelah penemuan 51 kontainer atau sekitar 920 ton daging beku impor di Pelabuhan tanjung Priok, Jakarta yang tidak dilengkapi dengan dokumen surat persetujuan pemasukan dari Menteri Pertanian. (Lihat juga: Impor Renyah 'Daging Berjanggut')

Suswono menambahkan, Indoguna juga bukan merupakan importir yang mengimpor dengan kuota mencapai 50 persen. Menurut dia, impor daging telah selesai dan sudah dibahas. 

Lagi pula yang menentukan kuota impor adalah rapat koordinasi Menteri Perekonomian. "Ini kan yang mengimpor banyak, sementara jumlah kuota terbatas. Tahun ini kami alokasikan 80 ribu ton. Tinggal siapa dapat berapa, itu ditentukan lintas kementerian," ujarnya. 

Ia menambahkan, tidak mungkin Indoguna menguasai 50 persen kuota impor daging, karena alokasi impor sangat terbatas. “Dua puluh lima persen saja saya rasa tidak mungkin." Simak kasus panas daging sapi impor dan partai putih di sini.

AYU PRIMA SANDI


sumber : http://www.tempo.co/read/news/2013/01/31/063458165/Menteri-Pertanian-Ada-Importir-Daging-Bermasalah

Monday, January 28, 2013

29 INDUSTRI DI JATENG CEMARI LINGKUNGAN


SEMARANG, suaramerdeka.com - Badan Lingkungan Hidup memberi sanksi terhadap 29 industri dan perusahaan yang tersebar di Jawa Tengah karena dinilai tidak mematuhi peraturan tentang daya dukung dan kelestarian lingkungan.
29 industri yang bergerak dalam bidang garmen dan tekstil itu dinilai telah menyalahi pengelolaan limbah pembuangan industri mereka masing-masing. Sehingga mengakibatkan pencemaran lingkungan yang ada di sekitar industri/pabrik.
"Sepanjang tahun 2012 lalu, telah dilakukan pengawasan dan pembinaan terhadap sejumlah industri. Pembinaan ini berkaitan dengan proses pengelolaan limbah yang mencemari lingkungan. Hasilnya, ada 29 perusahaan yang tersebar di Jawa Tengah tidak mematuhi aturan tentang lingkungan hidup. Sejumlah perusahaan yang tidak patuh tersebut diberikan sanksi administratif," ungkap Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah, Djoko Sutrisno, Senin (28/1).
Ditengarai pelanggaran terhadap ketaatan dalam pelestarian lingkungan ini masih banyak terjadi dan belum terpantau. Diungkapkan Djoko, saat musim hujan seperti ini untuk mendeteksi pencemaran limbah memang sulit, sebab debit air yang sangat tinggi. Pencemaran lingkungan tersebut baru nampak pada musim kemarau ketika debit air rendah.
Pada musim hujan kali ini BLH Provinsi Jawa Tengah telah melakukan pemetaan wilayah yang terkena banjir dan mengidentifikasi seperti apa kondisi air di wilayah atas dan kawasan terkena banjir.
"Akan kita lihat bagaimana kualitas air atasnya, seperti apa? Hal ini dilakukan untuk antisipasi adanya dampak pencemaran yang lebih luas. Terutama penyebaran pencemaran ke wilayah yang lebih luas dan lebih jauh disekitar industri atau pabrik itu," pungkasnya.
( RED / CN19 / JBSM

sumber : http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news_smg/2013/01/28/143291/29-Industri-di-Jateng-Cemari-Lingkungan

Friday, January 25, 2013

SAATNYA BERALIH MENANAM KARET ORGANIK



"Limpahan getah dari batang karet berusia muda menjadi pengharapan setiap petani. Lewat budidaya karet organik, petani kini menunggu harapan itu terwujud."


BERTAHUN lamanya Usmadi dan puluhan petani karet di Desa Sungai Naik, Kecamatan Bulang Tengah Suku (BTS) Ulu, Kabupaten Musi Rawas, menyambung hidup keluarganya dari menjual getah karet.
Seolah tanpa mengenal lelah, dia terus menyadap kulit batang karet tua peninggalan orangtuanya. Semakin disadap, semakin sedikit pula tetesan getah bernilai rupiah yang didapatkannya setiap hari.
“Saya punya kebun karet 5 hektare, tapi tidak bergetah. Bayangkan saja, hasil getahnya hanya 30kg per hari. Padahal, harga getah yang dijual dengan biaya pemeliharaan dan pemupukan sudah sangat tidak sebanding. Mau apalagi karena ilmu menanam karet yang selama ini kami terima
berasal dari turun temurun,” ungkap Usmadi kala berbincang dengan BeritaPagi beberapa waktu lalu.
Senada diungkapkan petani karet lainnya, Alipin. Ia mengatakan, menyadap karet merupakan mata pencarian utama masyarakat Desa Sungai Naik. Setiap hari, hampir sebagian masyarakat di desa itu, memanfaatkan lahan peninggalan orangtua masing-masing untuk menanam batang karet.
“Pola penanaman selama ini yang kami lakukan tanpa ilmu budidaya bercocok tanaman yang baik. Wajar saja, getah karet yang dihasilkan tidak begitu banyak. Kami ingin mengubah nasib, biarlah tinggal di desa, tapi rezekinya kota,” kata Alipin bercanda namun penuh harap.
Keinginan kuat para petani di Sungai Naik untuk mengubah nasib ternyata mendapat respon positif dari  PT Medco E&P Indonesia. Petani pun dikenalkan pada program pendidikan dan penanaman karet organik.
“Selama empat hari penuh kami diajari cara menanam karet organik. Mulai dari pembibitan, pembuatan pupuk organik sampai pendampingan penanaman dan pemeliharaan bibit karet yang baik dan benar. Semoga saja karet kami nanti banyak getahnya,” ujar Usmadi.
Dia mengatakan, metode sekolah lapangan yang diperkenalkan oleh PT Medco E&P diikuti sekitar 36 petani karet di Sungai Naik. Setiap petani sedikitnya memiliki 2 hektar kebun karet. “Total kebun karet percontohan yang akan ditanami dengan pola organik sekitar 30 hektar, kalau ini berhasil kemungkinan petani-petani karet lainnya akan mengikuti jejak kami. Kini saatnya menanam karet organik yang ramah lingkungan,” timpal Alipin.
Sementara itu, Community Enhancement Officer PT Medco E&P Indonesia, Muchtasor, mengatakan, program budidaya karet organik dan pendidikan sekolah lapangan ini dimulai sejak 2011 bekerja sama dengan Balai Penelitian Sembawa (BPS) Kabupaten Banyuasin.
Tujuan program ini tentu saja untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani, karena dengan menggunakan sistem budidaya karet organik, produktivitas hasil pertanian karet. “Program ini kami terapkan di tujuh desa, yakni, desa Sungai Naik, Sungai Bunut, Gunung Kembang Lama, Gunung Kembang Baru, Mekar Jaya, Kembang Tanjung, dan Pangkalan Tarum,” jelasnya.
Berdasarkan hasil studi sebelumnya di Kabupaten Muaraenin terhadap 200 batang karet yang sudah berproduksi, sebelum perlakuan, hasilnya didapat getah 41kg per minggu. Setelah diterapkan sistem organik sekitar tiga bulan hasilnya meningkat jadi 120kg per minggu.
“Sekolah lapangan ini sudah kita sosialisasikan kepada petani sebanyak 147 petani yang kita latih, ini nantinya akan menjadi pelatih untuk rekan-rekannya di masing-masing desa, sehingga ada transfer ilmu di sini,” katanya.
Di samping itu, lanjut dia, pihaknya juga melakukan pengawasan sampai karet organik yang ditanam para petani menghasilkan dan memberikan nilai yang lebih bagi petani sendiri. Tak hanya itu, budidaya karet organik turut
mendukung program lingkungan. “Selama ini paradigma penggunaan pestisida, pemilihan bibit yang tidak baik, dan cara menanam yang tidak beraturan, tidak merugikan para petani, tapi  akhirnya produksi karet yang dihasilkan tidak banyak dan masyarakat yang dirugikan,” pungkasnya. /frans kurniawan

PETANI CABAI DAN TOMAT DI GARUT GAGAL PANEN

TEMPO.CO, Garut. Akibat tingginya curah hujan, ratusan hektar tanaman tomat dan cabai di Kabupaten Garut, Jawa Barat, rusak. Bahkan banyak diantara petani yang mengalami gagal panen. Seperti halnya yang dialami para petani di sentra holtikultura Kecamatan Banyuresmi.

Menurut Asep, salah seorang petani di desa Sukaratu mengatakan tingginya curah hujan menyuburkan organisme pengganggu tanaman atau hama, seperti patek dan jamur. Genangan air hujan pada kebun juga menyebabkan kualitas tanaman menurun.

Tak heran banyak diantara tanaman yang terkena jamur. Pada bagian buah terdapat bercak putih. Selain itu, batang dan daun tanaman cabai juga membusuk. Akibat kondisi ini produksi cabai turun antara 60-70 persen, bahkan hasil panen juga cepat membusuk. 

Hal serupa juga dialami petani tomat. Menurut Didin, para petani tomat harus mengeluarkan biaya tambahan pembelian pestisida untuk mengusir hama. Namun karena tingginya curah hujan, hama tanaman sulit untuk diusir. 

Karena itu banyak diantara petani yang frustasi dan membiarkan tanamannya digerogoti hama. Tak heran banyak diantara petani yang mengalami kerugian mencapai puluhan juta rupiah. Meski begitu, hingga saat ini dinas pertanian setempat belum melakukan penyuluhan maupun bantuan kepada para petani.

Videografer : SIGIT ZULMUNIR 
Editor/Narator : DWI OKTAVIANE


sumber : http://www.tempo.co/read/video/2013/01/24/637/Petani-Cabai-dan-Tomat-di-Garut-Gagal-Panen

Wednesday, January 23, 2013

MENTERI PERTANIAN TIDAK MEMIHAK PETANI TEMBAKAU

Tembakau. ANTARA/Anis Efizudin
TEMPO.COJakarta - Pusat Studi Kretek Indonesia menilai Menteri Pertanian tak memihak petani tembaku. Penilaian ini menanggapi rencana Kementerian Pertanian untuk melakukan diversifikasi tanaman dari tanaman tembakau dengan tanaman lain. Menurut Sekretaris Pusat Studi Zamhuri, Menteri Pertanian tidak bisa memberikan jaminan ke petani tembakau bahwa produksi sistem pertanian holtikultura yang digagas bisa bersaing dengan produk impor dan lebih menguntungkan.

“Apakah sudah ada bukti konkret para petani tembakau bisa menjadi lebih sejahtera, jaminan pasar, dan proteksi dari persaingan produk impor jika diganti holtikultura?” ujarnya ketika dihubungi pada Sabtu, 19 Januari 2012. 

Ia menuturkan, petani tentu yang paling tahu dan berhak menentukan mana tanaman yang akan ditanam, cocok dengan iklim dan lingkungan, dan menguntungkan secara ekonomis. “Petani itu sudah cerdas, apalagi memiliki pengalaman puluhan tahun, tidak mungkin petani tanam tembakau kalau tidak menguntungkan,” ia menegaskan. 

Zamhuri menuturkan, pilihan petani menanam tembakau mendapatkan perlindungan UU No 12 Tahun 1972. Pada Pasal 6 dikatakan bahwa petani memiliki kebebasan untuk menentukan pilihan jenis tanaman dan pembudidayaannya. Artinya, pemerintah tidak bisa memaksakan kehendak kepada petani untuk mengganti tanaman tembakau ke jenis tanaman lain.

Jika sekarang ini banyak komsumsi impor tembakau, ucap Zamhuri, mestinya Menteri Pertanian mengupayakan penghentian impor, bukan malah mengajak petani tembakau beralih ke tanaman lain. Kebijakan ini, kata ia, jelas tidak memihak para petani tembakau. Semestinya Mentan melestarikan jenis tanaman tembakau karena telah menjadi salah satu tanaman yang mampu mensejahterakan para petani. “Mentan itu berpihak dan memberi pelayanan kepada siapa kalau tidak kepada petani?” ia bertanya lagi. 

Sebelumnya, Menteri Pertanian Suswono mempersiapkan petani agar bisa beradaptasi ketika PP tembakau diimplementasikan. Menurut Suswono, tembakau dianggap tidak lagi memiliki prospek yang cerah sehingga petani diharap bisa mengantisipasi dengan tumpang sari atau berganti tanaman. Selain itu, menurutnya, dengan gencarnya langkah pengendalian tembakau, petani sudah diingatkan sejak jauh-jauh hari untuk mengantisipasi penurunan konsumsi tembakau.

SUNDARI
sumber : http://www.tempo.co/read/news/2013/01/19/173455569/Menteri-Pertanian-Tak-Berpihak-ke-Petani-Tembakau

HARGA POKOK KEDELAI DI TANGAN MENTERI PERDAGANGAN

Kedelai. ANTARA/Arif Firmansyah
TEMPO.COJakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, penentuan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk kedelai ada di tangan Kementerian Perdagangan. "Nanti Menteri Perdagangan yang mengatur," kata Hatta saat ditemui seusai membuka Rapat Kerja Nasional Pembangunan Pertanian di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu, 16 Januari 2013.

Hatta mengatakan, uang untuk membeli kedelai tidak akan diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Karena itulah, mekanisme penetapan HPP bergantung pada kajian yang dilakukan oleh Kementerian Perdagangan.

Menurut dia, penetapan HPP kedelai bertujuan menjaga stabilisasi harga kedelai di dalam negeri. Nantinya, mekanisme pelaksanaan stabilisasi kedelai ini dilakukan oleh Perum Bulog, yang selama ini sudah berpengalaman menjaga stabilisasi harga beras.

Bulog bertugas membeli kedelai petani saat harga kedelai anjlok, dan wajib mengeluarkan cadangan kedelainya saat harga melonjak agar pasokan untuk perajin tahu-tempe tetap tersedia. "Inilah alasan Bulog diberikan peran untuk melakukan impor kedelai juga," katanya.

Kementerian Pertanian mencatat, hasil panen kedelai menurun 7,99 persen, dari 851 ribu ton pada 2011 menjadi 783 ribu ton pada 2012. Menurut Menteri Pertanian Suswono, hasil panen kedelai menurun karena program perluasan area tanam kedelai tidak berjalan seperti yang direncanakan. Penyebabnya adalah ketiadaan lahan. Selain itu, dari sisi ekonomis, budi daya kedelai saat ini kalah bersaing dengan tanaman pangan lainnya.

Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan, meskipun belum ada payung hukum revitalisasi Bulog sebagai pengendali komoditas kedelai dan gula, dirinya sudah memasukkan rencana kerja untuk mengimpor kedelai tahun ini. Dalam rencana kerja tahun ini, Perum Bulog akan mengimpor 400 ribu ton kedelai dan akan menjual kedelai hingga 300 ribu ton. Dengan demikian, masih ada 100 ribu ton kedelai sebagai stok nasional.

ROSALINA

sumber : http://www.tempo.co/read/news/2013/01/16/090454740/Harga-Pokok-Kedelai-di-Tangan-Menteri-Perdagangan

KERUGIAN AKIBAT BANJIR DI SUBANG RP 1 MILIAR



Ilustrasi banjir. ANTARA/ZAbur Karuru
TEMPO.COSubang - Belasan ribu hektare area persawahan usia muda dan tambak milik warga di Pantai Utara Kabupaten Subang, Jawa Barat, hancur akibat terendam banjir. Kerugian materiilnya diperkirakan mencapai Rp 100 miliar.

Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Subang menyebutkan, area persawahan yang hancur akibat terendam banjir mencapai 7.000 hektare. Lokasinya berada di Kecamatan Blanakan, Legon Kulon, Sukasari, Pamanukan, dan Pusakanagara.

"Seluas 2.300 hektare merupakan tanaman padi usia muda, 2.100 hektare area pembenihan, dan sisanya area yang belum tergarap," kata Kepala Bidang Sumber Daya Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Subang, Hendrawan, Selasa, 22 Januari 2013. Ia menghitung kerugian petani mencapai Rp 5,7 miliar.

Adapun Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Subang, Anang Joharudin, menyebutkan, total area tambak yang diterjang banjir mencapai 5.245 hektare, dengan total kerugian mencapai Rp 79,6 miliar.

Area pertambakan yang hancur diterjang banjir tersebut berada di Kecamatan Blanakan, Legon Kulon, Pusakanagara, Sukasari, dan Pabuaran. "Mayoritas tambak udang, bandeng, dan ikan emas," ujar Anang.

Pejabat Pelaksana Sekretaris Daerah Kabupaten Subang, Abdurakhman, mengatakan, data kerugian banjir yang ada masih sementara. "Data soal kerugian masih belum final," katanya.

NANANG SUTISNA

  

Monday, January 21, 2013

PENETRALISIR LIMBAH ORGANIK SUPERFARM


Penetralisir Limbah Organik SUPERFARM (PLO) ialah suatu cairan organik (non kimia) yang terkandung didalamnya bakteri-bakteri yang mampu mengikat logam-logam kimia ringan dan bahkan mampu menekan atau menghilangkan aroma tak sedap atau bau yang ditimbulkan dari aktifitas ternak, perusahaan pengolahan limbah kertas, limbah ternak, dan rumah tangga.

Manfaat dari PLO adalah, mampu mengikat logam-logam kimia ringan, penghilang bau tak sedap/busuk/amis, membunuh bakteri penyakit, dan tidak berbahaya bagi manusia dan hewan ternak


Kandungan PLO terdiri dari ekstrak biji-bijian dan hewan, air, gula murni, dan mikroba Pendukung.

Aplikasi PLO dapat digunakan pada kolam perikanan baik payau/tambak maupun tawar, WC, kandang, peralatan dan lantai yang berbau tak sedap/amis. Adapun cara aplikasinya sebagai berikut :

+Cara Aplikasi untuk Perikanan :
     A. Persiapan Lahan
  1. Setelah kolam diisi air (sebelum tebar), encerkan 2-4 liter PLO/ha dengan 250-300 liter air , lalu tebarkan merata ke perairan kolam
  2. Biarkan selama 2-3 hari, maka ikan siap ditebarkan
     B. Masa Pemeliharaan (Perawatan)
              Setiap 2 bulan sekali, encerkan 1 liter PLO/ha dengan 150-200 liter air , lalu tebarkan merata ke perairan kolam


+Cara Aplikasi untuk WC :
  1. Masukkan 0,5 liter PLO ke dalam lubang WC, biarkan selama 6-8 jam
  2. Siram dengan 3-5 gayung air

+Cara Aplikasi untuk kandang :
              Campurkan 3-5 tutup PLO ke dalam 20 liter air, lalu semprotkan ke dinding dan dasar kandang

+Cara Aplikasi untuk bersihkan alat-alat atau lantai dari bau tak sedap dan amis :
               Campurkan 3-5 tutup PLO ke dalam 20 liter air, lalu semprotkan/siramkan/bilas/rendamkan pada alat, dan biarkan selama 15-20 menit.



SQ DALIMUNTHE/SSA


Friday, January 18, 2013

MEMANFAATKAN LIMBAH RUMAH TANGGA DENGAN TEKNOLOGI SUPERFARM


Limbah Rumah Tangga
sumber photo : http ://uwaiga23.wordpress.com


1.    Macam Limbah Rumah Tangga
             Limbah rumah tangga terdiri dari 2 jenis yaitu Limbah Rumah Tangga Organik dan Limbah Rumah   Tangga Anorganik.

                      Limbah Rumah Tangga Organik
            adalah limbah yang terbuat dari bahan alami. Limbah rumah tangga organik terdiri dari 2 jenis yaitu        
      mudah busuk dan tidak mudah busuk.
a.       Mudah busuk, seperti sisa makanan, sisa sayuran, dedaunan, potongan rumput, dan kotoran hewan
b.      Tidak mudah busuk, seperti kertas, dan kayu


Limbah Rumah Tangga Anorganik
Adalah limbah yang terbuat dari bahan kimia. Limbah rumah tangga anorganik terdiri dari 2 jenis, yaitu berbahaya dan tidak berbahaya.
a.       Berbahaya, seperti paku, bekas lampu neon, pecahan kaca, sisa racun tikus atau serangga, obat kadaluarsa, batu baterai
b.      Tidak berbahaya, seperti plastik, karet, botol plastik, besi dan baja.

2.    Program Reduce, Reuse, Recovery, dan Recycle
Reduce adalah mengurangi penggunaan bahan-bahan yang bisa merusak lingkungan, seperti mengurangi pembelian barang yang tidak terlalu dibutuhkan.
Reuse,  adalah penggunaan kembali barang yang sudah dibutuhkan, seperti pemberian baju bekas ke tingkat panti asuhan dll, baju kakak dipakai oleh sang adik.
Recovery, adalah usaha perbaikan demi lingkungan, seperti memperbaiki barang-barang yang sudah rusak, seperti sepatu jebol. Perbaikan lahan kritis, Penanaman pohon bakau, dan penanaman pohon.
Recycle, adalah mendaur mendaur ulang limbah organik seperti limbah hijauan, kotoran hewan menjadi pupuk kompos tanaman, daur ulang kertas menjadi kertas kembali.

3.    Tujuan Daur Ulang (Recycle)
Adapun beberapa tujuan daur ulang adalah sebagai berikut :
1.       Mengurangi jumlah limbah untuk mengurangi pencemaran atau kerusakan lingkungan.
2.       Mengurangi penggunaan bahan atau sumber daya alam.
3.       Mendapatkan penghasilan karena dapat dijual ke masyarakat .
4.       Melestarikan kehidupan makhluk yang terdapat di suatu lingkungan tertentu.
5.       Menjaga keseimbangan ekosistem makhluk hidup yang terdapat di dalam lingkungan.
6.    Mengurangi sampah anorganik karena sampah anorganik ada yang dapat bertahan hingga 300 tahun ke depan.



4.    Langkah Daur Ulang
Untuk memudahkan proses daur ulang dan pemanfaatan ulang, langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
  1. Pemisahan
    Limbah yang akan didaur ulang atau dimanfaatkan ulang dipisahkan dengan limbah yang harus dibuang ke tempat pembuangan.
  2. Penyimpanan
    Limbah yang sudah dipisahkan tadi disimpan dalam kotak yang tertutup. Usahakan setiap kotak yang tertutup hanya berisi satu jenis material limbah tertentu, misalnya kertas bekas atau botol bekas.
3.      Pengiriman/Penjualan
Barang-barang yang sudah terkumpul dapat dijual ke pabrik yang membutuhkan material bekas sebagai bahan baku atau dapat dijual atau diberikan ke pemulung.


5.    Macam-Macam Limbah Dan Manfaatnya (Melalui Proses Daur Ulang)

  1. Kertas.
Semuajenis kertas dapat didaur ulang, seperti kertas koran dan kardus.




  1. Gelas.
Botol kecap, botol sirup, dan gelas / piring pecah dapat digunakan untuk membuat botol, gelas, atau piring yang baru.
  1. Aluminium.
Kaleng bekas makanan dan minuman dapat dimanfaatkan kembali sebagai kaleng pengemas.
  1. Baja.
Baja sisa kontruksi bangunan akan berguna sebagai bahan baku pembuatan baja baru.
  1. Plastik.
Limbah plastik dapat dilarutkan dan diproses lagi menjadi bahan pembungkus (pengepakan) untuk berbagai keperluan. Misalnya, dijadikan tas, botol minyak pelumas, botol minuman, dan botol sampo.

6.    Macam-Macam Limbah Dan Manfaatnya (Tanpa Melalui Proses Daur Ulang)
Beberapa jenis limbah ada yang dapat dimanfaatkan secara langsung atau pun dilakukan melalui proses daur ulang. Berikut ini beberapa macam limbah yang dapat dirasakan atau dimanfaatkan secara langsung.
  1. Ampas Tahu
Ampas tahu bisa digunakan untuk bahan makanan ternak. Limbah tersebut biasanya mengandung gizi tinggi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan hewan ternak.
  1. Eceng Gondok
    Eceng gondok dapat menjadi limbah perairan jika populasinya terlalu banyak. Eceng gondok dapat dimanfaatkan untuk membuat barang kerajinan, seperti tas.
  2. Sampah Organik
Contohnya daun-daunan dan kotoran ternak. Kedua jenis sampah itu dapat dimanfaatkan sebagai pupuk alami bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Keuntungan menggunakan pupuk organik yaitu tidak merusak kesuburan tanah.




7.    Pengelolaan Limbah Organik dengan Teknologi Superfarm
Pengelolaan limbah organik dengan teknologi superfarm dapat dimanfaatkan menjadi pupuk kompos (padat), pupuk kompos (cair), dan pakan ternak.

DECOMPOSER SUPERFARM

  1. Pupuk Kompos (Padat)
a.      Bahan baku :
Jenis Bahan Baku
Jumlah*
Keterangan
Limbah Hijauan
9 karung
Potongan rumput, dedaunan
Limbah Sayuran
6 karung
Limbah potongan bahan sayuran
Kotoran Hewan
20 karung
Sapi, kambing
Decomposer SUPERFARM
1 liter

Air
Secukupnya
Pengencer



Keterangan lain
*Ukuran karung 50 kg

b.      Alat Peralatan :
Jenis Alat
Jumlah
Keterangan
Mesin Penghancur
1 unit
Pisau atau Golok sebagai pengganti
Ayakan pasir
1 unit

Gembor/Emret
2 pcs
Ukuran 10-15 liter
Terpal Plastik
1 pcs
2 x 3 m
Cangkul
6 pcs






c.       Cara Pembuatannya :
1)     Tumpuk bahan kompos kotoran hewan
2)     Lalu tumpuk hijauannya (limbah sayur dan dedaunan), lalu aduk. (total bahan ± 1 ton)
3)     Encerkan 1 liter Decomposer Superfarm ke dalam ± 100  liter air (tergantung kadar air dari bahan kompos), semakin basah bahan kompos maka pencampuran airnya semakin sedikit. (ingat ! 1 liter Decomposer untuk 1 ton bahan kompos)
4)     Semprotkan dan aduk larutan Decomposer Superfarm tersebut ke bahan kompos secara merata
5)     Bahan kompos teraduk dengan rata ditandai dengan apabila adonan (adukan bahan kompos) diperas tidak mengeluarkan atau menetaskan air dan apabila setelah diperas tadi bahan tidak mudah hancur atau tidak renyah dan rapuh (menjaga kadar air ± 30%).
6)     Tutup kompos dengan rapat. Seperti terpal, atau karung.
7)     Ketinggian tumpukkan kompos > 40 cm
8)     Setelah 2 hari kemudian buka penutup, lubangi tumpukan kompos secukupnya secara vertikal atau dari atas hingga ke dasar dengan menggunakan batang bambu, lalu biarkan terbuka selama 3 jam, dan ditutup rapat kembali
9)     Setelah 4 hari kemudian lakukan hal yang sama seperti setelah 2 hari
10) Hari ke-7 kompos sudah dapat (dicacah), diayak dengan ayakan pasir, kemudian dimasukkan ke dalam karung dan juga siap digunakan ke lahan atau dikemas untuk dipasarkan.

d.      Cara penggunaan pupuk kompos (padat) :
1)     Kompos padat ditebarkan disekeliling batang tanaman sebanyak 2-5 kg per tanaman, dan diberikan setiap 6 bulan sekali.
2)     Kompos dapat dicampurkan pada media pot tanaman, sebanyak 1/3-2/3 dari volume pot atau tergantung kebutuhan.

  1. Pupuk Kompos (Cair)
a.      Bahan baku :
Jenis Bahan Baku
Jumlah*
Keterangan
Limbah Hijauan
1 karung
Potongan rumput, dedaunan
Limbah Sayuran
1 karung
Limbah potongan bahan sayuran
Kotoran Hewan
1 karung
Kotoran Sapi, kambing
Decomposer SUPERFARM
0,5 liter

Urine Sapi
5 liter
Ada lebih baik
Air
Secukupnya
Pengencer



Keterangan lain
*Ukuran karung 50 kg


b.      Alat Peralatan :
Jenis Alat
Jumlah
Keterangan
Drum plastik
1 unit
Ukuran 150-200 liter
Pengaduk
1 pcs
Bambu




c.       Cara pembuatan :
1)    Masukkan kotoran ternak ke dalam drum, lalu isi air hingga batas atas drum.
2)    Campurkan urine sapi/kambing, limbah hijauan, dan limbah sayuran, Decomposer Superfarm ke dalam campuran drum tersebut
3)    Aduk hingga rata, dan tutup sekedarnya (tidak rapat)
4)    Biarkan selama 5 hari
5)    Kompos cair siap digunakan.




d.      Cara penggunaan pupuk kompos (cair) :
1)    Pada tahap awal, setiap pengambilan dilakukan pengenceran terlebih dahulu dengan air sebanyak 1:1.
2)    Pengenceran terus dilakukan seperti no.1 sampai isi drum berkurang hingga setengahnya.
3)    Lalu isi air kembali pada drum tersebut hingga penuh
4)    Proses pengucuran berikutnya dilakukan tanpa pengenceran
5)    Lakukan penambahan air kembali jika isi drum berkurang hingga setengahnya (umumnya untuk luasan 1000 m2, penambahan air hanya dilakukan 2-3 kali).
6)    Setelah aplikasi selesai, tambahkan air kembali hingga penuh. Kemudian ditutup, dan akan digunakan untuk pengucuran ke-2 (7-10 hari berikutnya).
7)    Pada pengucuran ke-2, proses pengenceran tidak dilakukan. Selanjutnya lakukan seperti no. 5 – 6.
8)    Setelah pengucuran ke-3 selesai lakukan penambahan kembali bahan-bahan dengan dosis yang sama seperti awal pembuatan kompos kucur.
9)    Kompos cair diberikan pada pangkal dasar tanaman (gunakan gelas aqua (240 ml) atau gembor/emret untuk penyiramannya).
10)  1 drum 200 liter hanya untuk luasan 1000 m2 saja. Untuk 1 hektar diperlukan 10 drum dengan pola yang sama.

Catatan : Aplikasi kompos kucur pada tanaman, digunakan pada 15 hari setelah tanam. Dan pengucuran bisa pada dasar tanaman maupun daun tanaman.

  1. Pakan Ternak
Jenis limbah rumah tangga organik yang mudah busuk dan dapat dijadikan pakan ternak adalah sebagai berikut :

Jenis Limbah Rumah Tangga
Proses
Untuk Hewan
Produk Superfarm
Cara Pemakaian
Manfaat
Nasi, Sayur Kacang
Pengeringan
Ayam, dan bebek
Aves Pedaging
3-5 cc per liter air minum
Anti stress ternak, nafsu makan bertambah, mengurangi tingkat kematian, dan cepat tumbuh
Nasi, Ikan, Sayuran basah
Curah (masih basah)
Ikan Lele, ikan patin (Pembesaran)
Stimulan Tambak
1 tutup per 10 kg pakan basah
Potongan Rumput
Segar
Kambing
Cattle Pedaging
3-5 cc per liter air minum

                                               
Daftar Pustaka

Khazanah Agronom PT GAI, 2009
Akuinginhijau.org
Sarjanaku.com

Info lanjut hub. :
Suheil Qosim Dalimunthe, SP
Email     : suheil@superfarm.co.id
HP          : (0812 6005 0922)
Kunjungi :