Terjemahan

Wednesday, April 13, 2016

CARA PEMBUATAN KOMPOS (PADAT) AKTIF TEKNOLOGI SUPERfarm

Adapun cara membuat kompos padat dengan teknologi SUPERfarm adalah sebagai berikut :

Bahan :
1. kotoran ternak Qty :0,8-1 ton
2. Hijauan (jerami) Vol. : 1-2 karung (sudah dirajang)
3. Decomposer SUPERfarm 1000 ml Qty : 1 botol
4. Air secukupnya

Alat :
1. Cangkul
2. Terpal
3. Drum
4. Gembor/Emret
5. Gedek (bilik bambu)/ sebagai alas

Tahapan pembuatan :
1. Tumpuk bahan kompos kotoran hewan diatas bilik bambu (gedek).

2. Lalu tumpuk hijauannya (seresah jerami atau dedaunan), lalu aduk. (total bahan ± 1 ton)

3. Encerkan 1 liter Decomposer Superfarm ke dalam ± 100 liter air (tergantung kadar air dari bahan kompos), semakin basah bahan kompos maka pencampuran airnya semakin sedikit.
(ingat ! 1 liter Decomposer untuk 1 ton bahan kompos)






4. Semprotkan dan aduk larutan Decomposer Superfarm tersebut ke bahan kompos secara merata

5. Bahan kompos teraduk dengan rata ditandai dengan apabila adonan (adukan bahan kompos) diperas tidak mengeluarkan atau menetaskan air dan apabila setelah diperas tadi bahan tidak mudah hancur atau tidak renyah dan rapuh (menjaga kadar air ± 30%).

6. Tutup kompos dengan rapat. Seperti terpal, karung,

7. Ketinggian tumpukkan kompos > 40 cm

8. Setelah 2 hari kemudian buka penutup, lubangitumpukan kompos secukupnya secara vertikal atau dari atas hingga ke dasar dengan menggunakan batang bambu, lalu biarkan terbuka selama 2-3 jam, dan ditutup rapat kembali.

9. Setelah 4 hari kemudian lakukan hal yang sama seperti setelah 2 hari

10. Hari ke-7 kompos sudah dapat diberikan langsung ke lahan atau dimasukkan ke dalam karung. Kalau perlu di ayak terlebih dahulu agar lebih seragam dan halus.

Catatan : Apabila dipasarkan, niatnya adalah sebagai usaha jasa pembuatan kompos.

Selamat Mencoba,

Salam Bertani Sehat



Tuesday, April 12, 2016

DECOMPOSER SUPERfarm


DECOMPOSER SUPERFARM
kemasan 1000 ml











Kandungan :
Bakteri pengurai, bakteri pelepas phospor di tanah, bakteri penambah nitrogen, dan bakteri antagonis (melawan bakteri penyakit)



Manfaat :
1. Pembenah tanah pertanian,
2. Penghilang amoniak dipencernaan ternak maupun di tanah kolam perikanan
3. Aktivator pembuatan kompos padat dan cair
4. Penguras WC
5. Penghilang bau busuk



Untuk Pemesanan Hubungi, Telp./SMS : 082218071980


PUPUK CAIR SEMI ORGANIK SUPERfarm


PUPUK CAIR SEMI ORGANIK SUPERfarm
(pupuk daun)
kemasan 1.000 ml










Kandungan :
1. Unsur Hara Makro dan Mikro
2. Pestisida Nabati (ekstrak gadung)
3. Zat Perangsang Tumbuh (ZPT)
4. Zat Perekat


Manfaat :
1. Merangsang tumbuh lebih cepat
2. Mengurangi tingkat serangan hama penyakit
3. Mempercepat masa pemulihan tanaman, krn dpt dicampurkan dgn pestisida atau insektisida
4. Nutrisi tanaman saat vegetatif & generatif
5. Merangsang tumbuh bunga lebih cepat




Untuk Pemesanan Hub.  082218071980

Thursday, April 7, 2016

SOAL IMPOR JAGUNG, DATA PRODUKSI DIMINTA AKURAT


Petani memetik jagung hibrida Supra-1 pada panen perdana, Desa Klambir V, Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (4/3). Antara/Irsan Mulyadi

 
JAKARTA -- Pemerintah harus pemberdayaan petani jagung dalam negeri untuk mencukupi kebutuhan bahan pakan ternak. Namun jika pemerintah ingin memberlakukan pembatasan impor tentunya harus dibarengi dengan data produksi dalam negeri yang akurat.

Pendapat tersebut disampaikan oleh Ketua Umum Gabungan Perusahaan Perunggasan Indonesia (Gappi) Anton J Supit menyikapi kebijakan pemerintahan dalam membatasi impor terhadap produk jagung dan kedelai pakan ternak. Kebijakan yang telah dilakukan sejak Agustus 2015 itu membuat konsumen merugi karena harga melambung tinggi.

"Puncaknya terjadi pada saat dimulainya pembatasan impor. Harga jagung naik dari sebelumnya Rp 3.000, menjadi Rp 7.000, per kilogramnnya," kata Anton.

Lebih jauh Anton juga mengingatkan bahwa cara berpikir yang keliru kalau semangat anti-impor itu dijadikan dogma yang bersifat dosa. ''Itu sudah tidak benar. Kalau negara lain sudah berpikir seperti itu, lantas barang kita nanti mau dijual kemana?'' ujarnya sambil mengingatkan pentingnya meningkatkan daya saing produk pertanian Indonesia.

Lantas berkaitan dengan peran Bulog yang sekarang ini diberi kewenangan mengendalikan keran impor, Anton berharap pemerintah seharusnya bisa mengikuti aturan. Semestinya, kata dia, kewenangan ekspor dan impor itu ada di bawah kendali Kementerian Perdagangan. Sementara kementerian pertanian itu bertanggungjawab untuk membela petani.

''Tentunya harus ada koordinasi agar tidak ada overlapping. Oleh karena itulah, peranan menteri koordinator menjadi penting (untuk mekanisme impor) karena di sini ada dua kepentingan, konsumen dan petani,'' katanya.




Sumber: