Lebih dari 9.000 hektar lahan pertanian di Jatim diprediksi akan mengalami kekeringan tahun ini. Selain karena rendahnya curah hujan, kekeringan juga disebabkan pola tanam petani yang menyimpang dari Rencana Tata Tanam Global (RTTG)
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Provinsi Jatim, Supaad, Jumat (27/7/2012) mengatakan, prediksi kekeringan tersebut terjadi di 15 kabupaten/kota. Diantaranya, Kabupaten Jember (236 Ha), Lumajang (321 Ha), Pasuruan (631 Ha), dan Situbondo (1435 Ha), Kediri (51 Ha), Nganjuk (62 Ha), dan Mojokerto (531 Ha).
Persentase luas lahan itu hanya sebagian kecil dari total luas lahan irigasi teknis yang ada di Jatim seluas 913.494 hektar. "Jadi potensi kekeringan ini tidak akan mengancam produksi pertanian di Jatim," katanya. Dia menyayangkan, saat musim kemarau, justru petani menanam padi yang relatif membutuhkan banyak air." Kebutuhan air untuk 1 hektar tanaman padi bisa digunakan untuk mengairi 4 hektar tanaman palawija," tambahnya.
Potensi air baku di Jatim mencapai 54 miliar meter kubik per tahun. Dari jumlah tersebut, hanya 19,2 miliar meter kubik yang maksimal digunakan. Sebanyak 80 persen dari jumlah itu digunakan untuk kebutuhan irigasi. Sisanya, 20 persen untuk kebutuhan hidup sehari-hari dan industri.
Editor :
Kistyarini
http://regional.kompas.com/read/2012/07/27/16465215/Kekeringan.Ancam.9.000.Hektare.Lahan.Pertanian.Jatim