Terjemahan

Tuesday, August 28, 2012

Dikembangkan, Model Pertanian di Perkotaan

Solo, suaramerdeka.com - Luas lahan pertanian yang terus berkurang dari tahun ke tahun membuat para dosen di Fakultas Pertanian Universitas Tunas Pembangunan (UTP) Surakarta membuat langkah inspiratif di bidang tanaman pangan.  Mereka mengembangkan model pertanian kota guna menyiasati banyaknya lahan pertanian yang beralih fungsi.

"Bidang pertanian memegang peran penting untuk menjaga stabilitas pangan. Karena itu kami mengembangkan model pertanian kota yaitu konsep menanam tanaman pertanian, dengan media khusus menyikapi sempitnya lahan yang ada,"kata Pembantu Rektor III UTP, Ir Agus Budiyono MP.
Ia sendiri membuat media tanam dengan menggunakan beberapa papan yang disatukan, hingga membentuk balok panjang. Tapi salah satu sisi dibiarkan terbuka.

Lalu, kata Agus, ia membuat rangka dari besi untuk menaruh enam media tanam berbentuk balok itu. Rangka besi itu berukuran sekitar 3 m x 80 cm, dengan tinggi 2 m. Pada rangka besi bagian atas, disediakan tempat khusus air yang digunakan untuk menyiram tanaman. Lalu beberapa paralon di pasang, sehingga ketika kran air dinyalakan, semua tanaman akan tersirami.

Selanjutnya, media tanam diisi tanah yang sudah dicampur pupuk kandang. Setelah itu, tanah tersebut ditanami aneka tanaman. Misalnya sayur-sayuran. Selain media tanam berbentuk balok dari papan kayu, ungkapnya, ada juga dosen lain yang membuat media tanam dari bambu besar yang dilubangi agak lebar, sehingga bisa diberi tanah dan pupuk sebagai tempat menanam.

Model pertanian kota, ungkapnya, sekaligus bisa digunakan untuk mengembangkan pertanian organik. Pasalnya perawatannya secara alami, tanpa menggunakan pupuk atau bahan kimia lainnya.  Model pertanian kota, kata Agus, dikembangkan menjadi salah satu unit kegiatan mahasiswa (UKM) di UTP. Harapannya mahasiswa bisa berperan serta mengembangkannya.

Jika benar-benar ditekuni, kata Agus, model pertanian ini bisa digunakan untuk membantu mahasiswa membayar uang kuliah. Hasil pertanian, bisa dijual dan hasilnya bisa dikumpulkan sebagai persediaan membayar uang kuliah.

(Evie Kusnindya/CN34/JBSM)





No comments:

Post a Comment