Buruh tani mengumpulkan karung berisi kopi hasil panen di perkebunan milik PTPN IX, Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. (Aditya Pradana Putra/Republika) |
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pencapaian indikator makro
pembangunan perkebunan pada semester 1 mengalami kenaikan. Data
Kementerian Pertanian melaporkan, ekspor komoditas perkebunan nasional
mencapai USD16,98 miliar atau 50 persen dari capaian sepanjang 2011 yang
sebesar 32,16 miliar dolar AS.
Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian Gamal Nasir, menjelaskan perolehan tertinggi berasal dari hasil ekspor komoditas perkebunan sebanyak 12,28 juta ton selama semester 1 tahun ini. "Komoditas perkebunan penyumbang terbesar ekspor nasional yakni masih kelapa sawit atau CPO, kemudian karet dan kakao," katanya, kemarin.
Gamal memaparkan, pada semester 1 ini capaian ekspor kelapa sawit (CPO) mencapai 9,78 ton dengan nilai 9,95 juta dolar AS. Kakao (Biji Kering) menyumbang 655 juta dolar AS dengan ekspor 237,2 ton. Sedangkan karet menyumbang 5,165 juta dolar AS dengan kuota ekspor 1,45 ton.
Pada 2011, ketiga komoditas perkebunan andalan tersebut masing-masing memberikan kontribusi terhadap devisa negara sebanyak 17,26 miliar dolar AS untuk CPO dengan volume sebesar 16,43 juta ton, karet memberikan sumbangan devisa senilai 11,13 miliar dolar AS dengan volume mencapai 2,38 juta ton karet kering, dan ekspor kakao mencapai 353.500 ton biji kering senilai 1,17 miliar dolar AS.
"Selain ketiganya, penyumbang komoditas ekspor lainnya adalah kelapa, kopi (Biji kering), jambu mete, cengkeh, teh, tembakau, lada dan lainnya," kata Gamal.
Gamal menambahkan, data yang dilaporkan ini masih terbilang angka sementera. "Pencapaian di semester 1 ini belum seutuhnya. Namun, sudah mendekati tetap dan dapat dijadikan acuan untuk lebih meningkatkan produksi," katanya.
Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian Gamal Nasir, menjelaskan perolehan tertinggi berasal dari hasil ekspor komoditas perkebunan sebanyak 12,28 juta ton selama semester 1 tahun ini. "Komoditas perkebunan penyumbang terbesar ekspor nasional yakni masih kelapa sawit atau CPO, kemudian karet dan kakao," katanya, kemarin.
Gamal memaparkan, pada semester 1 ini capaian ekspor kelapa sawit (CPO) mencapai 9,78 ton dengan nilai 9,95 juta dolar AS. Kakao (Biji Kering) menyumbang 655 juta dolar AS dengan ekspor 237,2 ton. Sedangkan karet menyumbang 5,165 juta dolar AS dengan kuota ekspor 1,45 ton.
Pada 2011, ketiga komoditas perkebunan andalan tersebut masing-masing memberikan kontribusi terhadap devisa negara sebanyak 17,26 miliar dolar AS untuk CPO dengan volume sebesar 16,43 juta ton, karet memberikan sumbangan devisa senilai 11,13 miliar dolar AS dengan volume mencapai 2,38 juta ton karet kering, dan ekspor kakao mencapai 353.500 ton biji kering senilai 1,17 miliar dolar AS.
"Selain ketiganya, penyumbang komoditas ekspor lainnya adalah kelapa, kopi (Biji kering), jambu mete, cengkeh, teh, tembakau, lada dan lainnya," kata Gamal.
Gamal menambahkan, data yang dilaporkan ini masih terbilang angka sementera. "Pencapaian di semester 1 ini belum seutuhnya. Namun, sudah mendekati tetap dan dapat dijadikan acuan untuk lebih meningkatkan produksi," katanya.
Redaktur: Dewi Mardiani
Reporter: MG05
sumber : http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/12/08/10/m8iv7v-pencapaian-sektor-perkebunan-naik-50-persen
No comments:
Post a Comment